Padi menguning. Budaya sunda adalah salah satu budaya milik indonesia yang harus tetap dilestarikan agar keberadaannya tidak tergerus oleh budaya asing yang semakin tidak bisa dibendung. Salah satu unsur untuk melestarikan dan memperkenalkan mengenai Kasundaan kepada generasi penerus adalah dengan menyisipkan pelajaran bahasa sunda ke dalam lingkungan sekolah.
Walau hal ini dirasa masih kurang namun setidaknya merupakan nilai plus yang patut diacungi jempol, sebagai upaya melestarikan budaya lokal. Namun ada wacana yang telah beredar dimasyarakat khususnya wilayah sunda, dimana pelajaran mulok bahasa sunda akan ditiadakan.
Apabila hal ini sampai terjadi kemungkinan besar beberapa tahun yang akan datang generasi muda tidak akan mengetahu mengenai Kasundaan, karena terus terang saja dilingkungan rumah tangga, lingkungan pedesaan tidak diajarkan mengenai hal tersebut. Nah untuk itu saya akan mencoba memberikan sedikit pengetahuan saya mengenai Kasundaan terutama mengenai panggilan untuk anak laki-laki dan perempuan dalam masyarakat sunda.
Dalam masyarakat sunda anak laki-laki biasanya akan dipanggil "Ujang" atau "jang" sedangkan untuk anak perempuan biasa dipanggil "neng" atau "eneng". Dalam penyebutannya ada yang diikuti dengan nama asli atau cukup dengan kata "ujang' atau "neng", misalkan; jang asep, jang ebin, neng ana, neng ira dan lain sebaginya.
Nah lalu kapan sebutan ini akan hilang, pada umumnya panggilan "ujang" dan "neng" ini akan hilang dengan sendirinya setelah anak tersebut menikah (untuk orang lain). Namun khusus untuk orang tua si anak tersebut panggilan ini biasanya akan terus diucapkan selama mereka masih hidup.
Selain sebagai kata panggilan ada juga orang tua yang menamakan anaknya dengan nama "ujang" atau "neng". Namun hal ini sekarang jarang dilakukan, karena banyak orang tua yang beranggapan bahwa menamakan anak dengan ujang atau neng adalah nama kampungan. Mereka lebih senang menamakan anaknya dengan nama-nama keren atau sesuai dengan idola mereka.
Sebenarnya menamakan anak dengan Ujang atau Neng merupakan salah satu cara dalam melestarikan serta sebagai identitas bahwa anak tersebut berasal dari Sunda. Kalo bukan diri kita yang melestarikannya lalu siapa lagi? Mari kita bahu membahu menjaga keragaman budaya dinegara ini walau hanya sedikit saja.